Sutradara : Nayato Fio Nuala
Produksi : Starvision Plus
Skenario : Haqi Achmad
Pemain : Shae, Stefan William
3 Stars of 5
Satu lagi film anak bangsa yang merupakan adaptasi dari novel teenlit terlaris karya Charon, yaitu 3600 Detik. Film ini mengangkat tema yang sudah umum yaitu anak hasil keluarga Broken Home.
Sinopsis
Sandra (Shae) dulunya hidup bahagia seperti anak pada umumnya, namun semenjak perceraian kedua orang tuanya, Shae berubah menjadi anak yang liar. Hal ini disebebabkan karena Ia lebih dekat dengan Ayahnya dibanding Ibunya, sedangkan dia harus tinggal bersama Ibunya. Shae selalu membuat onar di Sekolah sehingga Ia selalu di Drop Out dari satu sekolah dan pindah ke Sekolah lainnya. Hingga suatu saat, Ia menemukan seorang teman di sekolah barunya. Leon (Stefan William) , cowok kuper yang juga tidak memiliki teman di sekolahnya. Leon-lah yang perlahan-lahan mengembalikan apa yang hilang dari dalam diri Shae.
Sandra |
Leon |
REVIEW
Banyak penonton sekaligus pembaca novel 3600 detik berkata bahwa Novel 3600 detik jauh lebih bagus daripada filmnya. Mereka berkata bahwa aura sedih yang terdapat dalam novel 3600 detik tidak disampaikan dengan baik dalam film-nya. Menurut saya, hal ini wajar karena pembaca novel 3600 detik yang juga menonton film 3600 detik pastinya tidak dapat merasakan aura yang sama ketika menonton atau membaca cerita yang sudah sama. Mereka sudah mengetahui alur ceritanya, sehingga kesedihan yang mereka rasakan ketika pertama kali membaca itu sudah tidak sama lagi ketika harus menonton cerita yang sama.
Bukankah begitu?
Lanjut.
Dalam segi akting, Stefan sebagai aktor yang sudah sering bermain di sinetron dan layar lebar memang sudah tidak diragukan lagi aktingnya. Dia mampu memerankan karakter Leon yang cupu dengan baik (meskipun menurut saya orang cupu seganteng dia nggak mungkin nggak punya teman). Shae sebagai pendatang baru di dunia akting juga mampu memerankan karakter Sandra dengan baik, meskipun saya rasa ada beberapa bagian yang saya rasa terlalu berlebihan, entah sengaja atau tidak saya tidak tahu. Yang jelas, ketika membaca novel 3600 detik, saya tidak merasakan peran Sandra yang se-"hancur" itu. Namun bila terlepas dari novelnya dan kita hanya melihat dalam kehidupan nyata, memang benarlah bahwa orang-orang yang putus harapan memang bertingkah se-"hancur" yang diperankan oleh Shae. Karena itu, saya tarik kata-kata "akting berlebihan" yang saya tuliskan tadi. Malahan, saya memuji Shae yang berani berakting tidak setengah-setengah. Dia tidak peduli akan penampilannya. Tidak jaim. Sedangkan kita tahu, banyak artis jaman sekarang yang selalu ingin cantik di depan layar, meskipun perannya sebagai orang miskin, orang gila, dan lainnya.
Nilai moral yang disampaikan sudah jelas. Bahwa kita tidak pernah sendirian. Dari film dan novel 3600 detik ini kita juga bisa mengetahui realitas sosial mengenai alasan orang-orang yang menurut kita bermasalah. Mengapa dia bisa seperti itu? Mengapa tidak ada yang mau berteman dengannya? Maukah kita untuk berteman dengannya? 3600 detik juga mengajak kita untuk tidak men-judge orang dari apa yang semata-mata kita lihat.
Dari segi alur, saya rasa alur dalam film agak cepat, dan mudah ditebak (sama seperti novelnya, namun penyampaian cerita yang indah menjadi kunci utama kesuksesan novel ini). Segalanya dapat ditebak. Saya sempat mengira bahwa saya akan menemukan kejutan baru dalam film 3600 detik ini, namun ternyata tidak.
Lalu, saya menemukan beberapa kesalahan yang terjadi dalam film ini, yaitu:
1, Dalam film dikatakan bahwa Leon tidak memiliki teman, namun dalam novel tidak (ya kan?). Lalu bila memang Leon tidak memiliki teman, mengapa banyak teman-teman Sekolahnya mau datang ke pesta ulang tahunnya, ikut berpesta dengannya, bahkan menyelematinya? Padahal jelas-jelas di film Leon seakan-akan di-bully oleh teman-temannya.
2.
Dalam adegan Leon dan Sandra yang bermain-main selama 3600 detik di Jungleland, dikatakan bahwa tempat tersebut sudah disewa khusus untuk mereka berdua, tapi seperti foto yang terlihat di atas, masih banyak segerombolan orang (yang sepertinya sedang menonton proses syuting mereka). Kesalahan yang sepele sesungguhnya.
Anyone interested to watch the movie, here is the trailer
***
No comments:
Post a Comment