Artikel berjudul “Punya HewanPeliharaan Bisa Buat Anak Suka Sayur” yang ditulis oleh Vonia Lucky, membuat
tulisan tersebut berdasarkan penelitian dari seorang psikolog State University
of New York, Sydney Heiss. Bila kita
mengaitkan tulisan dengan 10 panduan menulis artikel berdasarkan post
sebelumnya (link disini). Berikut yang dapat saya analisis:
1 . Penulis artikel menemukan
jurnal yang bagus dan tepat.
Jurnal berjudul “Ethical concerns regarding animal usemediate the relationship between variety of pets owned in childhood andvegetarianism in adulthood” membahas fenomena anak yang menjadi vegetarian
karena memiliki seekor atau lebih hewan peliharaan. Hal ini cukup menarik
dikarenakan problem anak-anak dalam hal pola makan sering kali adalah sayuran.
Anak-anak cenderung lebih menyukai makanan manis dan berlembak dibanding
sayur-sayuran yang sehat dan banyak gizi.
Penulis berhasil menemukan jurnal
yang bagus dan tepat untuk artikel yang dipasang di media online ibu dan
anak.
2. Penulis artikel hanya
mengambil kesimpulan dan metode penelitian dalam jurnal.
Dalam artikel penulis mengambil
kesimpulan dan hasil penelitian dan metode. Berikut merupakan kutipan dari
artikel tersebut:
“Bahkan, memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah
seorang anak menjadi vegetarian saat dewasa nanti. Hasil penelitian ini didapat
setelah Sydney bertanya pada 325 orang dewasa muda tentang makanan yang mereka
konsumsi dan riwayat mereka memiliki hewan peliharaan.”
Di situ dijelaskan bahwa
kesimpulannya memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah seorang
anak menjadi vegetarian saat dewasa, dan secara singkat metode dimunculkan
dengan menyebut sampel penelitian yaitu 325 orang dewasa.
Hal ini cukup disayangkan, karena
jurnal asli memiliki sumber informasi yang begitu kaya. Tidak hanya sampel. Peneliti
juga menjelaskan skala pengukuran dari umur, jenis kelamin, etnis, dan lainnya,
serta menjabarkan macam-macam jenis hewan peliharaan yang menjadi objek
penelitian. Sampel 325 orang dewasa juga tidak ditentukan begitu saja. Awalnya,
dikumpulkan populasi sebanyak 1058 responden berusia lebih dari 18 tahun, lalu
disaringlah responden yang memiliki hewan peliharaan ketika kecil, sehingga
ditemukan 325 sampel.
Namun, kita dapat memaklumkan
minimnya informasi tersebut dalam artikel dikarenakan target artikel adalah
untuk ibu rumah tangga yang mayoritas menyukai bacaan sederhana
Namun bermanfaat. Hal ini cocok
dengan pedoman kedelapan yaitu “Ingatlah untuk siapa kita menulis”
3. Penulis artikel menyertakan wawancara dengan pembuat
jurnal penelitian
Dalam artikel, penulis
menyertawakan kutipan kata-kata sang pembuat jurnal yang telah diterjemahkan.
“Pada subjek yang memiliki hewan peliharaan saat kecil mampu membatasi diri dalam mengonsumsi produk hewani. Sikap positif ini terlihat,
jika dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki peliharaan,” jelas Sydney pada hasil yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite.
Meskipun penulis tidak secara
langsung melakukan wawancara dengan pembuat penelitian, namun penulis berhasil
membuat artikel lebih berwarna dengan menegaskan kesimpulan terkait penelitian
dari peneliti. Hal ini tentunya lazim dilakukan, yang penting penulis menjelaskan
sumber asli dari kutipan wawancara tersebut, yang mana peneliti mengambilnya
dari jurnal Appetite. Meskipun begitu, tidak ada tautan yang jelas yang dapat
menghubungkan pembaca dengan jurnal Appetite tersebut sehingga pembaca tidak
dapat mengklarifikasi apakah wawancara tersebut benar atau tidak.
4. Faktor kepentingan penulis membuat berita adalah sebagai pekerjaan
Selain karena pekerjaan penulis
yang mewajibkannya untuk membuat artikel agar mendapat uang, tidak ada masalah
kepentingan lain yang mewajibkan penulis untuk membuat artikel. Sehingga tidak
ada masalah mengenai konflik kepentingan dalam artikel ini.
5. Penulis artikel gagal menjadi tempat teratas dan gagal
meraih interaktivitas pembaca
Artikel ini dipublish pada
tanggal 26 Februari 2018 sehingga bisa dianggap sudah lama Meskipun
begitu artikel tidak mendapatkan posisi atas pencarian, ataupun mengundang
interaktivitas pembaca. Hal ini dapat dibuktikan dengan sepinya kolom komentar
dalam artikel.
6. Penulis artikel tidak menjelaskan/mendeskripsikan
hasil penelitian.
Dalam artikel, penulis hanya
menjelaskan kesimpulan bahwa “memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa
mengubah seorang anak menjadi vegetarian saat dewasa nanti.” Padahal, pembaca
juga penting mengetahui mengapa atau
bagaimana memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah anak
menjadi vegetarian.
Hal ini dijelaskan dalam jurnal
penelitian. Hasil temuan dari peneliti menemukan bahwa jenis hewan di masa
kanak-kanak dapat menyebabkan peningkatan pembatasan produk hewani di masa
dewasa sebagai generalisasi perasaan positif/empati dari orang tersebut
terhadap hewan. Sebagai contoh, peneliti menjelaskan, ketika individu memiliki
seekor anjing, maka ia akan kesulitan merasa empati dengan sapi, tapi seseorang
yang tumbuh dalam kontak dengan seekor kuda, seekor burung, dan kelinci
percobaan mungkin lebih selaras. Dan hal ini sejalan dengan penelitian
terdahulu, peneliti yang menjelaskan bahwa kedekatan dengan hewan peliharaan
masa kencil menjadi fakor kunci yang mempredikisi peningkan empati di masa
dewasa.
No comments:
Post a Comment