Monday, May 7, 2018

Berbicara tentang Luar Angkasa dan Antibiotik


                                      
Pada 18 April 2018 di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara, Mahasiswa Jurnalistik UMN angkatan 2015mengikuti kuliah Umum. Terdapat dua narasumber yang menjadi pembicara yaitu Profesor Thomas Djamaluddin dan Ilmuwan Vanny Narita, PhD. Topik yang dibahas cukup bergam, namun fokus lebih menuju pada outer space dan obat-obatan.
Profesor Thomas Djamaludin salah seorang anggota Lapan, memiliki spesialisasi studi navigasi, astronomi, astrofisika. Dalam kuliah tamu, Profesor Thomas membahas mengenai Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang berfungsi untuk memantau Indonesia secara antariksa. Secara singkat, terdapat 7 program utama Lapan yakni: 1. Pengembangan Teknologi Satelit 2. Pengembangan Teknologi Aeronautika (Pesawat Transport dan Sistem Pemantau Maritim Berbasis Pesawat Tanpa Awak) 3. Pengembangan Roket Sonda untuk Menjadi Roket Peluncur Satelit. 4. Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh 5. Pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional. 6. Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Dinamika Atmosfer Equator. 7. Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Cuaca Antariksa dan Observatorium Nasional)
Dari pertanyaan seorang mahasiswa, Profesor Thomas juga membahas mengenai Alien. Menurut professor Thomas, dalam alam semesta yang begitu luas ini, sangat mungkin ada kehidupan lain selain manusia dalam astronomi. Meskipun begitu, hingga sekarang para astronom belum menemukan secara nyata adanya sosok ‘alien’ tersebut. Para astronom menetapkan setidaknya 3 kriteria yang dapat menentukan apakah suatu planet dapat memiliki kehidupan. Yang pertama adalah adanya sumber panas yang membuat air mencair, kedua adalah Air dan ketiga adalah unsur organic seperti Carbondioksida, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen
Profesor Thomas juga menjelaskan adanya fenomena ‘UFO’ yang mendarat dibumi atau melintas dibumi yang kerap menghebohkan masyarakat. Menurutnya, meskipun ‘UFO’ tersebut ada, para ‘Alien’ tersebut sangat mustahil hingga di Bumi. Untuk terbang dari suatu planet ke planet lainnya, butuh waktu yang amat lama. Kira-kira 4 juta tahun cahaya. Oleh karena itu, apabila ada mahluk asing yang ingin terbang ke Bumi, mereka mungkin akan kehabisan bahan bakar terlebih dahulu, atau menua terlebih dahulu, sebelum sampai ke bumi.
Pembicara selanjutnya adalah seorang ilmuwan Vanny Narita PhD yang mengambil spesialisasi biokimia dan molekul biolog. Dalam pembahasannya, Vanny bercerita banyak mengenai antibiotic. Ia menjelaskan bahwa antibiotik berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri yang menginfeksi tubuh. Secara umum, antibiotic terbagi menjadi dua.  Antibiotik yang bersifat untuk membunuh bakteri dan antibiotic yang menghentikan perkembangan bakteri. Antibiotik yang membunuh bakteri cenderung menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga bakteri tersebut mati. Sedangkan antibiotik yang menghentikan perkembangan menekan perkembangan serta pertumbuhan bakteri, dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita dapat mengatasinya langsung tanpa khawatir akan ‘kalah’.
Dari pertanyaan mahasiswa, Vanny juga menjelaskan fenomena Antibiotik Resitence. Resisten antibiotik adalah kondisi di mana antibiotik tersebut tidak lagi bisa menghancurkan serta mencegah pertumbuhan bakteri, justru bakteri bertambah kuat dan kebal, sehingga bisa menghalangi kerja antibiotik tersebut. Hal ini biasanya terjadi akibat konsumsi antibiotik yang tidak benar, seperti tidak habis, tidak sesuai anjuran dokter, atau bahkan pemakaian yang berlebihan. Bakteri yang bersifat resisten alias kebal terhadap antibiotik biasanya lebih kuat dan lebih berbahaya. Pada keadaan sebelumnya, bakteri membelah diri setiap 20 menit sekali. Tetapi saat terjadi resistensi antibiotik terjadi, perkembangannya akan lebih cepat dan lebih banyak dari pada sebelumnya. Hal tersebutlah yang membuatnya lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya. Jika resistensi terjadi, maka dokter atau ahli medis akan mengadakan kultur jaringan untuk mengetahui jenis antibiotik apa yang bisa efektif membunuh bakteri tersebut.

Kuliah tamu berlangsung sekitar dua setengah jam. Di akhir kata, Profesor Thomas memberikan nasihat kepada mahasiswa Jurnalistik. Berita sains harus selalu memperhatikan akurasi. Hal ini dicontohkan dalam kasus gempa Megathrust yang menghebohkan Indonesia. Saat itu, sesungguhnya para ilmuwan menyebutkan ‘Jakarta berpotensi gempa’ namun wartawan menyebutkan ‘Jakarta diprediksi gempa.’ Kata-kata ini sangat krusial karea kata berpotensi belum tentu terjadi, namun kata diprediksi seolah-olah pasti terjadi. Berita ini pun akhirnya menghebohkan warga Indonesia.