Thursday, July 9, 2015

Sepenggal Curhatan Tentang SBMPTN 2015



Sebelum memulai sepenggal curhatan ini, saya ingin menceritakan kegagalan saya dulu di SNMPTN 2015. 
Saat itu saya memilih dua prodi baru di UNPAD (prodi-prodi baru komunikasi) dengan harapan tidak banyak yang minat sehingga saya bisa lolos. Namun saat memilih kedua prodi ini saya sedikit berkonfilk dengan orang tua saya karena mereka sesungguhnya tidak rela saya kuliah di Jatinangor (yang katanya rawan.) Tapi saya tetap ngotot dan membuat nazar bila saya tidak keterima, saya akan menuruti pilihan orang tua saya.

Akhirnya saya sungguh-sungguh gagal.

Saat itu entah mengapa saya tidak sedih. Kecewa iya, tapi saya tidak menangis. Lalu saya mulai sibuk mempersiapkan SBMPTN. Berbagai macam rintangan terjadi dalam rangka mempersiapkan SBMPTN. Saya belajar keras. Hampir tiap malam saya membaca buku "SKS" atau mengerjakan soal. Saya juga tiap hari mengikuti bimbingan belajar selama kurang lebih 3 jam.
Rintangan terberat yang harus saya hadapi adalah saya harus kecelakaan motor.
Akibat dari kecelakaan motor itu, saya trauma untuk menyebrang ke tempat les saya. Akhirnya mama saya selalu mengantar saya ke tempat bimbel itu. Saat itu saya bertekad bahwa saya harus masuk SBMPTN.

Sesuai dengan nazar saya, saya mengikuti pilihan orang tua saya. Pilihan pertama saya adalah prodi UNPAD yang berada di Bandung (Hukum), meskipun sesungguhnya saya tidak terpikir akan masuk ke prodi itu. Satu lagi prodi yang di Jatinangor namun bukan pilihan saya pada SNMPTN (Manajemen Komunikasi). Pilihan kedua itu saya ambil karena prodi itu tidak masuk dalam daftar 10 prodi favorit UNPAD.

Intermezzo sedikit, sejak dulu saya sesungguhnya tidak ingin kuliah, dikarenakan bakat-bakat saya itu ada di dunia seni. Namun orang tua saya bilang pendidikan itu tetap harus. S1 itu perlu. Nanti ketika kuliah saya akan kuliah sambil menjalani segala hobi-hobi saya.

Lanjut.

Bimbel saya selalu mengadakan Try Out mingguan. Saat itu saya selalu mendapat nilai yang baik. Awalnya dan tiga kali berturut-turut dinyatakan lolos passing grade. Saat itu saya cukup percaya diri. Saya selalu masuk 10 besar peraih nilai tertinggi di Try Out mingguan Bimbel saya.

Hari SBMPTN pun tiba. Saat mengerjakan soal TKPA, saya merasa gagal. Ada 15 soal gambar sedangkan itu adalah kelemahan saya. Di tambah lagi, soal bahasa Inggris sangat susah. Alhasil, saya hanya bisa mengerjakan 27 soal TPA, 2 soal matematika, 13 soal Bahasa Indonesia, dan 4 soal Bahasa Inggris. 
Begitu Istirahat saya betul-betul merasa kosong. Saya tidak selera makan, dan terus memikirkan nasib SBMPTN saya. Saya juga berdoa semoga soal SOSHUM tidak susah.
Tuhan menjawab doa saya. Soal SOSHUM dapat saya kerjakan dengan lancar. Saya bisa menjawab 8 Soal Ekonomi dan yakin betul semua, 13 soal Sosiologi dan juga yakin betul semua, lalu sisanya saya mengerjakan 6 soal geografi dan 7 soal sejarah. Untuk Sejarah hanya ada 4 soal yang saya yakini benar, dan untuk geografi saya yakin 5 soal benar, (dan ternyata jawaban saya yang 1 lagi juga benar). 
Mengetahui kesuksesan saya di SOSHUM dan kegagalan saya di TKPA, saya merasa saya hanya bisa diterima di pilihan kedua, namun saya tidak masalah karena memang pilihan dua adalah pilihan saya sendiri, bukan pilihan orang tua saya.

Setelah itu hari-hari sebelum pengumuman saya hanya bisa berdoa. Oh, bahkan saya melakukan pantangan. Dan saya diberi kabar mengejutkan. Ada dua kabar.
Pertama, prodi pilihan pertama saya yang berada di UNPAD Bandung rumornya akan dipindahkan ke Jatinangor juga. Padahal orang tua saya tidak rela saya kuliah di Jatinangor. Dan padahal juga saya ingin kuliah di Bandung.
Kedua. Informasi bahwa UNPAD adalah Kampus favorit SBMPTN dan ternyata kedua pilihan SBMPTN saya masuk favorit UNPAD. Yang satunya di urutan kedua, satu lagi di urutan kelima padahal sebelumnya pilihan kedua saya tidak masuk favorit di SBMPTN.
Saat itu saya merasa saya akan gagal. 

Dan saya betul-betul Gagal.

Hari ini (9 Juli 2015) saya mengetahui bahwa saya tidak lulus SBMPTN. Saya hanya bisa menangis. Namun ketika berkontak dengan teman-teman saya, banyak juga yang tidak diterima padahal mereka lebih pintar dari saya. Saya merasa senasib sepenanggungan. Saya percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih indah untuk kedepannya. Rencana Tuhan lebih indah daripada rancangan kita sebagai manusia biasa.

SEMANGAT YANG TIDAK LOLOS SBMPTN! KITA PASTI BISA!!

No comments:

Post a Comment