Friday, November 10, 2017

REVIEW: BEFORE THE FLOOD




Directed by : Fisher Steven
Trevor Davidoski
Starring : Leonardo DiCaprio
Distributed by : National Geographic Channel
Release Date : October 21st, 2016 (US)
Duration : 95 minutes

RATING 4.5/5

Before The Flood merupakan film dokumenter yang mengangkat tema mengenai perubahan iklim dan kerusakan alam. Tokoh utama dalam film ini yaitu Leonardo Dicaprio. Dalam film ini, penonton mengikuti perjalanan Leonardo DiCaprio mencari tahu mengenai pemanasan global dan apakah masa depan bumi terkait pemanasan global tersebut.

***

Film ini dibuka dengan sosok Leonardo DiCaprio yang terngiang oleh sebuah lukisan mengenai kehidupan manusia. Lukisan karya Hieronymus Bosch tersebut tersebut memiliki 3 sisi kehidupan yaitu, awal, kini, dan akhir. Awal mengenai Adam dan Hawa di taman Eden yang penuh dengan tanaman, Kini berupa kehidupan manusia saat ini, dan Akhir dari lukisan penuh dengan kehancuran. Lukisan ini membuatnya takut akan masa depan manusia nantinya.

Jujur, saya tidak terlalu menyukai film documenter, dikarenakan kebanyakan film documenter tidak memiliki konflik yang kuat sehingga membuat saya bosan. Namun, Before the Flood menyuguhkan film documenter yang berbeda dengan konflik yang sangat dekat dengan kehidupan manusia yaitu: global warming.
Ketika menonton, saya merasa takut, terkejut, sedih, juga marah. Emosi yang dibawa dalam film documenter ini patut diacungi jempol. Film documenter ini memberikan wawasan baru bagi saya. Saya baru tahu bahwa ternyata ‘sapi’ merupakan penghasil gas CO2 berbahaya terbesar. Lalu saya adalah pemakai listrik karena saya hidup di perkotaan dan saya kira listrik yang saya pakai ini bukanlah sesuatu yang bermasalah. Namun, ketika melihat sosok kehidupan di India yang bahkan menggunakan listrik dari kotoran sapi, saya merasa malu. Saya dengan leluasa memakai listrik, sedangkan di sisi lain kehidupan, seseorang sangat susah menggunakan listrik.

“Kami juga iri dengan Negara Amerika Serikat yang menggunakan listrik dengan mudah. Sedangkan di sini, Rakyat India susah mendapat listrik, mereka memakai kotoran sapi”

Penonton diajak mengikuti perjalanan Leonardo DiCaprio di berbagai Negara dan kita dapat melihat dengan jelas betapa rusaknya bumi ini. Visual sangat menarik  dan memiliki fakta-fakta yang sangat real, dan ini membuat saya bertanya-tanya. Bagaimana cara Leo dan Fisher bisa ‘terjun’ ke berbagai daerah, mewawancarai penduduk sekitar, mengambil gambar secara real.Film ini juga memperlihatkan berbagai sudut pandang orang-orang mengenai perubahan iklim. Seperti pendapat seseorang di India, lalu di Indonesia mengenai hutan tropis, di antartika mengenai gunung es yang mencair, dan lain-lain. Kita juga dapat melihat sebuah pulau kecil di florida yang masa depannya akan hilang apabila pemanasan global terus mengingkat. Lantaran, air laut akan terus meningkat dan pulau kecil tersebut akan tenggelam. Selain itu, kita juga dapat melihat berbagai upaya orang-orang besar dalam suatu Negara untuk mengatasi perubahan iklim. Leo melakukan wawancara dengan pemerintah China, bahkan ia juga mewawancarai Obama sebagai seorang presiden Negara adidaya: Amerika Serikat, yang merupakan Negara pengonsumsi fosil terbesar.

Seiring berjalannya film documenter ini, kita terus mengikuti perjalanan Leo. Merasakan kekhawatirannya, kegelisahannya, dan juga kebahagiaannya. Awalnya, karena terpengaruh dengan lukisan karya Hieronymus Bosch, ia merasa sangat pesimis dengan kehidupan manusia. Walaupun ia ditunjuk PBB sebagai duta perubahan iklim, namun ia merasa tidak ada harapan akan masa depan bumi. Namun setelah berkelana ke berbagai Negara, ia mengetahui adanya harapan dan ia optimis bumi bisa memiliki masa depan yang lebih indah.
Di sini, penonton yang mungkin merasa ‘takut’ akhirnya memiliki sebuah harapan. Dan film ini mampu membuat penonton tergugah dan mau bergerak untuk ikut menyelamatkan bumi.

***
Overall, saya memberikan binta 4.5 dari 5 karena memang film ini sangat luar biasa. Tidak hanya menghibur, film ini memberikan pelajaran dan mampu mengajak penonton untuk peduli terhadap lingkungan.
Lantas, kita sebagai umat manusia perlu turut melindungi bumi. Film ini meninggalkan pesan yang mendalam. “Sekecil apapun itu, marilah kita umat manusia bertindak untuk menjaga bumi”

No comments:

Post a Comment