Saturday, March 17, 2018

Finding and Judging Science Stories



1. Sumber Apa yang bagus?
Ide untuk berita sains bisa berasal dari berbagai sumber, dan sejauh mana seorang jurnalis dapat menggunakan masing-masing sumber akan bergantung pada sumber daya yang ada, termasuk akses internet. Sumber utama untuk membuat tulisan sains adalah orang-orang yang secara langsung menceritakan sesuatu yang menjadi bagian langsung dari mereka, jadi mereka mungkin adalah peneliti yang melakukan pekerjaan itu, atau pasien yang terlibat dalam percobaan klinis. Mereka memberi penjelasan sendiri tentang apa yang terjadi. Sumber sekunder satu langkah dari ini - mereka adalah media elektronik atau media lainnya di antara jurnalis dan sumber utamanya. Mereka tidak eksklusif untuk wartawan.

2. Ide dari kehidupan sehari-hari
Wartawan sains dapat menemukan ide dari kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini bisa datang dari teman, keluarga, tetangga, dan lain-lain. Misalnya, ketika berbicara tentang memberi makanan yang mengandung gula pada anak-anak, bahaya zat perasa, zat aditif lainnya dan lainnya. Ketika pertanyaan berasal dari masalah sehari-hari orang, seorang jurnalis secara otomatis memiliki cara untuk menghubungkan sains dengan kehidupan pembaca atau khalayaknya. Berita berita di media lain bisa memicu cerita tindak lanjut untuk berita Anda sendiri.

3. Mendaftar untuk Email peringatan
Banyak jurnalis sains dengan akses internet yang baik menggunakan peringatan email secara reguler untuk segera diinformasikan tentang perkembangan baru dan untuk menerima siaran pers. Memutuskan siapa yang akan mendaftar adalah pertanyaan tentang strategi pribadi. Anda mungkin merasa berguna untuk melihat yang paling umum digunakan, namun juga layak dicari sumber yang kurang dikenal

4. Mengunjungi ilmuwan
Salah satu keistimewaan wartawan dibanding profesi lain ialah, wartawan bisa berbicara langsung dengan orang, bahkan orang yang sangat kuat atau terkenal. Sebagai seorang wartawan sains, dimanapun Anda dapat bertemu dengan seorang ilmuwan. Di sebuah konferensi, di laboratorium, di lapangan, atau di lingkungan lain. Jika mereka memiliki hasil penelitian pendahuluan yang belum siap untuk publisitas, mereka mungkin setuju untuk membocorkan rincian lebih lanjut di kemudian hari. Seorang wartawan sains yang menghormati masalah ini dapat membangun hubungan kepercayaan dengan para ilmuwan, tetap berhubungan, dan meninjau kembali topik ini lagi di masa depan. Mempertahankan hubungan baik dengan ilmuwan adalah investasi yang sangat berharga!
Untuk menemukan ilmuwan yang dapat diwawancara, cobalah mengunjungi perguruan tinggi kedokteran, rumah sakit dan lembaga penelitian. Carilah spanduk atau poster konferensi dan seminar periklanan. Buat catatan dan hubungi panitia - mereka biasanya senang jika wartawan hadir. Dengan cara ini Anda dapat membuat kontak baru yang mungkin perlu Anda panggil terburu-buru untuk memberi komentar saat berita sedang berlangsung.

5. Internet sebagai informasi sains
Internet menjadi sumber informasi yang sangat mudah untuk mendapatkan berita. Misalnya, apabila ingin mendapatkan informasi medis, Anda bisa mengunjungin pubmed, atau kita bisa mencari topik yang kita sukai di google scholar. Namun, perlu diingat bahwa ada beberapa keterbatasan dalam menggunakan internet. Tidak mudah menilai kredibilitas informasi yang ditemukan di internet, dan penting untuk memeriksa fakta dengan lebih dari satu sumber. Terutama di negara-negara berkembang, tidak semua ilmuwan dan institusi mereka atau masyarakat ilmiah memiliki sumber daya untuk mempromosikan diri dan pekerjaan mereka melalui internet. Ingat bahwa internet hanyalah sebuah alat dan Anda seharusnya tidak bergantung sepenuhnya padanya.

Sunday, March 11, 2018

Analisis artikel: “Punya Hewan Peliharaan Bisa Buat Anak Suka Sayur”

Artikel berjudul “Punya HewanPeliharaan Bisa Buat Anak Suka Sayur” yang ditulis oleh Vonia Lucky, membuat tulisan tersebut berdasarkan penelitian dari seorang psikolog State University of New York, Sydney Heiss.  Bila kita mengaitkan tulisan dengan 10 panduan menulis artikel berdasarkan post sebelumnya (link disini). Berikut yang dapat saya analisis:





1 . Penulis artikel menemukan jurnal yang bagus dan tepat.
Jurnal berjudul “Ethical concerns regarding animal usemediate the relationship between variety of pets owned in childhood andvegetarianism in adulthood” membahas fenomena anak yang menjadi vegetarian karena memiliki seekor atau lebih hewan peliharaan. Hal ini cukup menarik dikarenakan problem anak-anak dalam hal pola makan sering kali adalah sayuran. Anak-anak cenderung lebih menyukai makanan manis dan berlembak dibanding sayur-sayuran yang sehat dan banyak gizi.
Penulis berhasil menemukan jurnal yang bagus dan tepat untuk artikel yang dipasang di media online ibu dan anak.

2. Penulis artikel hanya mengambil kesimpulan dan metode penelitian dalam jurnal.
Dalam artikel penulis mengambil kesimpulan dan hasil penelitian dan metode. Berikut merupakan kutipan dari artikel tersebut:

“Bahkan, memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah seorang anak menjadi vegetarian saat dewasa nanti. Hasil penelitian ini didapat setelah Sydney bertanya pada 325 orang dewasa muda tentang makanan yang mereka konsumsi dan riwayat mereka memiliki hewan peliharaan.”

Di situ dijelaskan bahwa kesimpulannya memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah seorang anak menjadi vegetarian saat dewasa, dan secara singkat metode dimunculkan dengan menyebut sampel penelitian yaitu 325 orang dewasa.
Hal ini cukup disayangkan, karena jurnal asli memiliki sumber informasi yang begitu kaya. Tidak hanya sampel. Peneliti juga menjelaskan skala pengukuran dari umur, jenis kelamin, etnis, dan lainnya, serta menjabarkan macam-macam jenis hewan peliharaan yang menjadi objek penelitian. Sampel 325 orang dewasa juga tidak ditentukan begitu saja. Awalnya, dikumpulkan populasi sebanyak 1058 responden berusia lebih dari 18 tahun, lalu disaringlah responden yang memiliki hewan peliharaan ketika kecil, sehingga ditemukan 325 sampel.
Namun, kita dapat memaklumkan minimnya informasi tersebut dalam artikel dikarenakan target artikel adalah untuk ibu rumah tangga yang mayoritas menyukai bacaan sederhana
Namun bermanfaat. Hal ini cocok dengan pedoman kedelapan yaitu “Ingatlah untuk siapa kita menulis”

3.  Penulis artikel menyertakan wawancara dengan pembuat jurnal penelitian
Dalam artikel, penulis menyertawakan kutipan kata-kata sang pembuat jurnal yang telah diterjemahkan.

Pada subjek yang memiliki hewan peliharaan saat kecil mampu membatasi diri dalam mengonsumsi produk hewani. Sikap positif ini terlihat, jika dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki peliharaan,” jelas Sydney pada hasil yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite.

Meskipun penulis tidak secara langsung melakukan wawancara dengan pembuat penelitian, namun penulis berhasil membuat artikel lebih berwarna dengan menegaskan kesimpulan terkait penelitian dari peneliti. Hal ini tentunya lazim dilakukan, yang penting penulis menjelaskan sumber asli dari kutipan wawancara tersebut, yang mana peneliti mengambilnya dari jurnal Appetite. Meskipun begitu, tidak ada tautan yang jelas yang dapat menghubungkan pembaca dengan jurnal Appetite tersebut sehingga pembaca tidak dapat mengklarifikasi apakah wawancara tersebut benar atau tidak.

4. Faktor kepentingan penulis membuat berita adalah sebagai pekerjaan
Selain karena pekerjaan penulis yang mewajibkannya untuk membuat artikel agar mendapat uang, tidak ada masalah kepentingan lain yang mewajibkan penulis untuk membuat artikel. Sehingga tidak ada masalah mengenai konflik kepentingan dalam artikel ini.

5.  Penulis artikel gagal menjadi tempat teratas dan gagal meraih interaktivitas pembaca
Artikel ini dipublish pada tanggal 26 Februari 2018 sehingga bisa dianggap sudah lama Meskipun begitu artikel tidak mendapatkan posisi atas pencarian, ataupun mengundang interaktivitas pembaca. Hal ini dapat dibuktikan dengan sepinya kolom komentar dalam artikel.

6. Penulis artikel tidak menjelaskan/mendeskripsikan hasil penelitian.
Dalam artikel, penulis hanya menjelaskan kesimpulan bahwa “memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah seorang anak menjadi vegetarian saat dewasa nanti.” Padahal, pembaca juga penting mengetahui mengapa atau bagaimana memiliki hewan peliharaan lebih dari satu bisa mengubah anak menjadi vegetarian.

Hal ini dijelaskan dalam jurnal penelitian. Hasil temuan dari peneliti menemukan bahwa jenis hewan di masa kanak-kanak dapat menyebabkan peningkatan pembatasan produk hewani di masa dewasa sebagai generalisasi perasaan positif/empati dari orang tersebut terhadap hewan. Sebagai contoh, peneliti menjelaskan, ketika individu memiliki seekor anjing, maka ia akan kesulitan merasa empati dengan sapi, tapi seseorang yang tumbuh dalam kontak dengan seekor kuda, seekor burung, dan kelinci percobaan mungkin lebih selaras. Dan hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu, peneliti yang menjelaskan bahwa kedekatan dengan hewan peliharaan masa kencil menjadi fakor kunci yang mempredikisi peningkan empati di masa dewasa.

Cara Menulis Artikel Berdasarkan Jurnal Penelitian (based on guardian article)

Dewasa ini, artikel mengenai sains bertebaran baik di dunia digital ataupun media cetak. Banyak jurnalis ingin memecahkan suatu penemuan sains secara ekslusif, namun ada juga yang menulis berdasarkan sebuah penemuan dari penelitian terbatu. Hal ini sangat mungkin dilakukan untuk mengambil isi dari sebuah jurnal sebagai bahan artikel, dan berikut adalah panduannya.




1. Temukan Jurnal Penelitian yang Bagus
Ribuan makalah ilmiah diterbitkan setiap minggunya, namun tidak banyak yang membuat penelitian yang bagus. Tugas pertama untuk menulis artikel berdasarkan jurnal penelitian adalah  mencari jurnal yang menghibur, menarik, penting atau kontroversial.

2. Baca lah!
Setelah menemukan jurnal yang tepat, bacalah!. Abstrak akan memberi hal yang paling sederhana. Kita perlu membaca pendahuluan untuk konteks dan diskusi dan kesimpulan untuk pesan yang akan disampaikan. Periksa pula metodenya. Apakah eksperimen itu dirancang dengan baik? Apakah cukup besar untuk menarik kesimpulan dari? Temukan kelemahan dan kekurangan, dan lain-lain.

3. Kepentingan
Periksalah apakah ada konflik kepentingan dari suatu artikel yang dibuat terhadap jurnal referensinya. Misalnya, banyak ilmuwan yang memiliki hubungan keuangan dengan perusahaan. Pembaca mungkin ingin tahu lebih jauh mengenai hal ini.

4. Dapatkan konteksnya
Sebuah penelitian sains dibuat berdasarkan penelitian terdahulunya. Kita bisa memberi gambaran tersebut lebih jauh agar pembaca mengetahui maksud konteks artikel.

5. Wawancara penulis jurnal
Dengan menambahkan wawancara dengan penulis jurnal, maka artikel akan lebih variatif dan menambah warna cerita. Wawancara juga bisa dilakukan untuk menjelaskan hasil dan membenarkan kesimpulan penulis dalam jurnal tersebut.

6. Minta pendapat ilmuwan lain
Setelah artikel jadi (atau draftnya jadi) cobalah meminta ahli untuk memeriksa artikel tersebut. Komentar dari ilmuwan lain akan selalu memperbaiki cerita supaya bisa lebih baik.

7.  Temukan tempat teratas
Setelah membaca, mewawancarai penulis dan mendiskusikannya dengan ahli lainnya., kita perlu memasukan artikel kita ke tempat teratas. Salah satu pilihan adalah apa yang menarik Anda ke kertas di tempat pertama. Cek lagi wawancara Anda. Ingat juga bahwa cerita yang harus kita ceritakan kepada pembaca mungkin bukan cerita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca kita.

8. Ingat untuk siapa ktita menulis
Pembaca mungkin pandai dan penasaran namun jangan anggap mereka ilmuwan atau punya waktu untuk membaca cerita yang membosankan, tidak penting atau tidak koheren. Karena itu, buatlah cerita yang jelas dan terinformasi. Ilmu itu cukup sulit, sehingga gunakanlah kata-kata sederhana. Jangan menggurui pembaca. Hormati mereka dan jujurlah. Buat mereka senang mereka membacanya.

9. Jadilah benar
Jangan menulis cerita yang salah. Sebagian besar makalah ilmiah salah, berkat disain studi yang buruk, bias penulis, ukuran sampel kecil dan masalah lainnya. Jadi jangan memperburuk keadaan dengan mengenalkan kesalahan kita sendiri.

10. Tulislah dengan baik

Wartawan sering memilih jurnal penelitian yang sama untuk diliput. Karena itu kita harus memuat sesuatu yang baru untuk ditambahkan dalam artikel. Berusahalah untuk mendapatkan rincian yang ingin diketahui pembaca. Dan belajar bagaimana menulis dengan baik.